Peneliti keamanan telah mengembangkan sebuah virus USB dropper/spreader yang mampu melewati semua produk antivirus populer komersial yang digunakan oleh pengguna internet di seluruh dunia.
Program antivirus yang ada saat ini dirancang untuk mengidentifikasi ancaman baik berdasarkan signature mereka, atau perilaku mereka. Biasanya, jika malware terdeteksi oleh satu sistem, maka yang lainnya bisa ditangkap dalam waktu singkat.
Namun, para peneliti telah menunjukkan bahwa ada cara untuk membuat elemen berbahaya yang dapat menyebar dari satu komputer ke komputer yang lain tanpa terdeteksi.
Soufiane Tahiri - seorang peneliti keamanan khusus dalam reverse engineering dan perangkat lunak keamanan - telah menciptakan virus yang perilakunya tidak dikenali oleh antivirus sebagai sesuatu yang berbahaya.
Tujuan dari malware ini adalah untuk menyalin sebuah file yang berbahaya ke drive USB dan membuat file autorun.inf pada perangkat yang ditargetkan tanpa terdeteksi.
"Elemen jahat"ini terus-menerus akan mencari keberadaan removable disk. Jika salah satu sudah ditemukan, itu akan di-scan untuk menentukan apakah itu sudah terinfeksi atau tidak.Jika tidak, file autorun.inf dan file exe berbahaya akan disalin ke atasnya.
Jadi, bagaimana bisa hal ini bisa dicapai tanpa adanya peringatan dari antivirus?
Hal pertama yang ahli lakukan untuk memastikan bahwa USB droppernya tidak akan terdeteksi adalah mengubah nama fungsi yang biasanya digunakan oleh malware untuk melakukan berbagai tugas seperti mencuri data atau memata-matai korban.
Kemudian, daripada menggunakan metode yang jelas terlihat mencurigakan - seperti File.Copy () dan File.Delete () - malware memanfaatkan program perantara yang tidak memerlukan hak istimewa untuk menjalankan perintah-perintah dasar. Yakni, Windows CMD command line.
"Dengan memberlakukan perintah Windows secara diam-diam, kita dapat melakukan segala sesuatu yang bisa dilakukan melalui baris perintah tanpa batasan!" Jelas Tahiri.
"Kita bisa membuat thread yang menciptakan file autorun.inf temporer di sebuah folder sistem pengguna dan thread lainnya akan memeriksa keberadaan removable disk yang terpasang lalu menyalin task melalui hidden instances pada command line."
Hasilnya: sebuah software yang dapat( secara teori)menyebabkan banyak kerusakan, namun tetap tidak terdeteksi. Ahli telah menguji temuannya itu terhadap 5 aplikasi antivirus populer,termasuk BitDefender, Kaspersky dan NOD32.
Rincian teknis dari penelitian tersebut bisa klik disini untuk lebih jelasnya.
Sumber : http://blog.cyber4rt.com/2012/10/virus-yang-tidak-terdeteksi-oleh.html
0 komentar:
Posting Komentar